Categories
Blogs Mix

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sudah setahun ini sampah di komplek rumahku selalu bermasalah, lebih sering menumpuk. Sehingga jika jalan di perumahan tercium banget tuh aroma sampah dapur yang telah membusuk.

Sudah beberapa kali dihimbau agar sampah dapur dipisahkan, usahakan bikin LoSeDa seperti anjuran pemkot bandung, sehingga sampah yang menumpuk di tong sampah hanyalah sampah anorganik.

Tapi sepertinya kemalasan lebih besar, lebih mudah melakukan komplain ke pengurusu RT, tanpa ada usaha lebih dari masing-masing warga komplek, bayar iuran sering telat, dan besarannya juga biasa saja, namun kalau komplain serasa dia yang paling dirugikan.

Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak saat ini. Di Indonesia, jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap tahunnya mencapai 67,8 juta ton. Sampah-sampah tersebut sebagian besar berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.

Peran Pemerintah

Kalau menurut saya sebaiknya pemerintah itu sosialisasi tidak cukup hanya di sosmed intagram saja, tapi secara besar-besaran dilakukan juga disosial media lain, boardcast whatsapp, iklan tivi, spanduk, dan lainnya, sehingga sedikit-sedikit alam bawah sara kita akan mulai tergerak untuk melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.

Toh pemerintah juga tidak sanggup untuk membuat sistem pengelolaan sampah terpadu.

Tata Cara Pengelolaan Sampah

Untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA, kita perlu menerapkan pengelolaan sampah yang lebih baik di rumah. Berikut ini adalah beberapa tips cara mengelola sampah rumahan agar tidak selalu buang ke TPA:

  1. Pilah sampah

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah dapat dikelompokkan menjadi sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3.

  • Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai secara alami, seperti sisa makanan, daun-daun, dan kotoran hewan. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, yang dapat digunakan sebagai pupuk.
  • Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai secara alami, seperti plastik, kertas, dan logam. Sampah anorganik dapat didaur ulang atau diolah menjadi energi.
  • Sampah B3 adalah sampah yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, seperti baterai, cat, dan pestisida. Sampah B3 harus dikelola dengan cara yang aman, misalnya dengan dibawa ke tempat pembuangan sampah B3.
  1. Kurangi penggunaan kemasan

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah anorganik adalah dengan mengurangi penggunaan kemasan. Kita dapat membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, dan menghindari penggunaan produk yang dikemas dalam plastik atau kardus.

  1. Daur ulang sampah

Sampah anorganik yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan logam, dapat dibawa ke tempat daur ulang. Daur ulang dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA, dan juga dapat menghemat sumber daya alam.

  1. Kompos sampah organik

Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, yang dapat digunakan sebagai pupuk. Kompos dapat dibuat dengan cara menggabungkan sampah organik, seperti sisa makanan dan daun-daun, dengan tanah.

  1. Gunakan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai

Barang-barang yang sudah tidak terpakai dapat digunakan kembali, misalnya dengan diperbaiki atau diubah fungsinya. Dengan menggunakan kembali barang-barang, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.

Jika kita mampu menerapkan tips-tips di atas, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA, dan juga dapat membantu menjaga lingkungan.

Silakan berikan komentar, pertanyaan, maupun sanggahan. InsyaAllah dibalas secepatnya.