Categories
Belajar Islam

Mengenal Dua Watak Utama Perempuan

Oleh: Dasnah, SPd.

Sumber : http://url.stisitelkom.ac.id/73338
http://url.stisitelkom.ac.id/57966

 

Islam adalah agama yang syumul (menyeluruh), memuat semua sisi kehidupan masyarakat. Membahas segala bentuk ciptaan-Nya melalui kitab Al-Quran yang diturunkan melalui Rasulullah SAW. Salah satu pembahasan dalam Al-Quran tentang makhluk ciptaan-Nya adalah muslimah atau lebih dikenal dengan kata perempuan. Berbicara tentang perempuan, maka akan banyak hal yang akan didapati dan untuk mengupas semua itu tidak akan cukup, jika hanya menggunakan waktu sejam, sehari, seminggu, atau bahkan sebulan. Dalam Al-Quran dijelaskan tentang segala hal yang mesti menjadi tuntutan bagi perempuan. Termasuk di dalamnya bagaimana berinteraksi, bagaimana semestinya dalam bersikap, berpakaian, dan bahkan bagaimana semestinya perlakuan terhadap perempuan. Suatu hal yang menarik untuk dikupas dalam perbincangan, mengapa perempuan menjadi suatu momok yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Salah satunya adalah karena keindahan perempuan. Namun, untuk memasuki pembahasan tersebut lagi-lagi membutuhkan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan pada tulisan ini, yakni Mengenal Dua Watak Utama Perempuan Menuju Introspeksi.

Dalam kehidupan sehari-hari bukan suatu yang tak asing lagi tatkala kita melirik aktivitas perempuan. Penuh dengan gaya, tren, dan modis. Intinya tidak jauh dari bau-bau dandan alias gaya. Ternyata, Terkait dengan watak perempuan, ternyata telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa ada dua sifat utama dari perempuan. Dalam Al-Quran surah AzZukhruf ayat (18):

“Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang ia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran” (Q.S. Az-Zukhruf: 18)

 

Kita simak terlebih dahulu Surat Az-Zukhruf ayat 15-18:

015 “Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya, sebagai bagian dari-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).” – (QS.43:15) وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ
Waja’aluu lahu min ‘ibaadihi juz-an inna-insaana lakafuurun mubiinun
016 “Patutkah Dia mengambil anak perempuan, dari yang diciptakan-Nya, dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki?.” – (QS.43:16) أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَاكُمْ بِالْبَنِينَ
Amiittakhadza mimmaa yakhluqu banaatin wa-ashfaakum bil baniin(a)
017 “Padahal apabila salah seorang di antara mereka, diberi khabar gembira, dengan apa (kelahiran anak perempuan), yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat, sedang dia amat menahan sedih.” – (QS.43:17) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
Wa-idzaa busy-syira ahaduhum bimaa dharaba lir-rahmani matsalaa zhalla wajhuhu muswaddan wahuwa kazhiimun
018 “Dan apakah patut (menjadi anak Allah), orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan (anak perempuan)?, sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang, dalam pertengkaran (perdebatan).” – (QS.43:18) أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ
Awaman yunasy-syau fiil hilyati wahuwa fiil khishaami ghairu mubiinin

Ayat itu turun saat orang-orang musyrik menganggap bahwa malaikat itu adalah anak perempuan Allah, makanya ditegaskan dalam az-zaukhruf 18: dan apakah pantas menjadi anak Allah orang yang dibesarkan sebagai perhiasan. Garis bawahi sebagai perhiasan (fitrahnya perempuan) itu ciri yg melekat. Dan pada saat itu pula wanita kurang mendapat pendidikan.

 

Ayat di atas menjelaskan tentang dua watak utama kaum perempuan. Pertama pada dasarnya perempuan ‘suka berdandan’. Hal itu jelas diungkapkan dalam terjemahan di atas sebagai perhiasan. Kedua, perempuan itu suka membantah, sebagaimana terdapat pada kalimat terakhirdan jelas dalam pertengkaran. Jadi pada dasarnya perempuan memiliki fitrah sebagaimana terdapat dalam ayat di atas. Penulis tidak iseng-iseng menafsirkan ayat di atas. Seorang ustadz pernah menjelaskan kepada penulis bahwa pada dasarnya sifat perempuan terdapat dalam Al-Qur’an. Salah satu surah dalam Al-Qur’an yah, Az-Zukhruf: 18.

Wajar bila Anda melihat perbedaan mencolok antara laki-laki dengan perempuan bila berjalan beriringan. Pada umumnya laki-laki akan berpenampilan sederhana dan tidak neko-neko, sebaliknya perempuan jauh lebih mementingkan penampilan dibandingkan apa pun.

Telah jelas bahwa ada sifat yang melekat pada diri perempuan yang secara alamiah tak dapat dinafikkan. Kedua watak tersebut bukan sesuatu yang mesti dibiarkan. Sebaliknya, kedua watak tersebut mesti diminimalisir, bahkan kalau perlu di-delete dalam karakter, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu. Karena ternyata inti dari seruan itu adalah Allah menyeru untuk tidak menampakkannya.

Realitas telah membenarkan ketetapan Allah yang sudah ada jauh sebelum kita prediksi bahwa akan ada prediksi seperti ini nantinya. Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa perempuan memang suka berdandan. Dan yang paling banyak membantah bila ditegur juga adalah perempuan. Bila hal ini masih menjadi tanda tanya dalam benak, maka boleh kita mengadakan penelitian atau observasi tentang laku dari perempuan ini. Berapa kali dalam sehari ia bercermin, berapa kali dalam sehari ia memoles bedak pada wajahnya, berapa kali ia membetulkan posisi bajunya. Bukan hal yang mustahil hasilnya akan sama dengan yang tertulis dalam Al-Quran bahwa ‘berhias dan membantah’ adalah fitrah perempuan.

Namun demikian, bukan berarti hal ini membuka ruang bagi laki-laki untuk menjadikan dua hal tersebut adalah kelemahan mutlak yang melekat pada perempuan, sebab jika perempuan mampu mengendalikan kedua sifat itu menjadi sesuatu yang tidak berlebihan, maka rewardpantas diberikan pada perempuan. Tentunya perintah Allah pun dilaksanakan bukan?  Penulis hanya ingin menekankan bahwa kedua watak itu, bisa saja menjadi boomerang, kalau tak ada pemahaman awal tentang Islam. Dan sebaliknya, bisa saja menjadi senjata kita untuk kondisi tertentu. Yang mesti dilakukan adalah menjadikan kedua watak itu sebagai media introspeksi diri.

 

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21779/mengenal-dua-watak-utama-perempuan/#ixzz2508NRDbr

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Just Shared on Tel-U

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading