Categories
Belajar Islam

Sesudahku tidak ada Nabi lagi

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Salah satu syubhat yang dilontarkan oleh Ahmadiyyah adalah atsar berikut.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

“Katakanlah, sesungguhnya ia [Muhammad] adalah khaatamul-anbiya’, tetapi 
jangan sekali-kali kamu mengatakan laa nabiyya ba’dahu (tidak ada Nabi 
sesudahnya)” (Durrun Mantsur, jld. V, hlm. 204; Takmilah Majmaul Bihar, 
hlm. 5)

Mohon penjelasan tentang keadaan atsar tersebut yang bertentangan dengan 
hadits berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Ali bin Abu 
Thalib radhiallahu ‘anhu ketika menugasinya menjaga kaum perempuan dan 
anak-anak saat perang Tabuk, “Tidak inginkah kamu memperoleh posisi di 
sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, namun laa nabiyya ba’diy 
(sesudahku tidak ada nabi lagi)?” (HR. Muslim)

Wassalaamu ‘alaikum,

— 
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980M/1400H)

 

Jawab;

Wa ‘alaikumus-salaamu wa rahmatullahi wa barakaatuh
Al-Hamdu Lillah, Semoga Allah memudahkan kita menelusuri jalan yang terang ini dan semoga Dia memelihara kita dari syubhat-syubhat yang menyambar.
[Ana katakan] Ini bukan satu-satunya syubhat yang dilancarkan oleh aliran sesat Ahmadiyah, dan ana sudah pernah mendengar tentang ini sejak lama, namun beberapa orang ustadz hanya menjawab bahwa hadits itu tidak shahih, atau hadits ini palsu, atau hadits ini atsar yang tidak bisa dijadikan hujjah. Kemudian Allah Ta’ala mudahkan ana untuk memperoleh petunjuk dari suatu referensi yang menunjukkan kepada Tafsir Durrul-Mantsur (6/618), oleh As-Suyuthiy [W911H], cet. Darul-Fikr.
—————
Beliau menukil tanpa sanad – [awal salinan]
Dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan riwayat dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Katakanlah oleh kalian Khaatamul-Anbiyaa’ (penutup para nabi), namun janganlah kalian mengatakan tiada nabi setelah beliau!”
[akhir salinan]
[Kami katakan] Dan inilah yang dijadikan alasan dan landasan para ahlul-bid’ah seperti Ahmadiyyah untuk mengukuhkan pendapat mereka bahwa akan ada lagi nabi (yang diutus) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[Ana katakan] Padahal kalau mereka mau jujur, harusnya mereka menukil riwayat sebelumnya (yang menafikan adanya nabi setelah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam), juga yang setelahnya (yang menafsirkan atau menjelaskan riwayat ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu). Riwayat itu sebagai berikut :
RIWAYAT YANG SEBELUMNYA :
[awal salinan]
Dan Ibnu Mardawaih telah mengeluarkan riwayat dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, katanya, Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Bahwasanya akan ada pada ummatku 30 orang pendusta, semuanya mengklaim bahwasanya DIA SEORANG NABI, padahal aku adalah penutup para nabi dan tiada nabi setelahku.
Dan Ahmad telah mengeluarkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Dalam ummatku akan ada 27 orang PENDUSTA DAN PARA DAJJAL, empat orang dari mereka wanita, padahal sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku.”
[akhir salinan]
[Ana katakan] Masih dalam juz dan halaman yang sama.
RIWAYAT YANG SESUDAHNYA :
[awal salinan]
Dan Ibnu Abi Syaibah telah mengeluarkan riwayat dari Asy-Sya’biy radhiyallahu ‘anhu, katanya, Telah berkata seorang lelaki di sisi Al-Mughirah ibnu Syu’bah, “Semoga Allah mencurahkan shalawat atas Muhammad Penutup para nabi (Khaatama Al-Anbiyaa’i), tiada nabi setelahnya (Laa Nabiyya Ba’dahu).” Berkata Al-Mughirah, “Cukuplah apabila sampai perkataanmu – Beliau penutup para nabi. Karena sesungguhnya pernah diceritakan kepada kami bahwa ‘Isa akan keluar, maka sesungguhnya apabila dia keluar, maka sungguh dia (‘Isa) telah ada sebelumnya dan (dikeluarkan) sesudahnya.”
[akhir salinan]
[Ana katakan] Jelas sekali mereka mengikuti hawa nafsu dgn memilih riwayat yang sesuai dengan selera aliran agama mereka. Padahal nabi palsu yang mereka sembah termasuk Pendusta Akhir Zaman dan Para Dajjal yang diberitakan dan diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan apabila riwayat ‘Aisyah itu ditaqdirkan shahih, maka riwayat setelahnya (Al-Mughirah) adalah sebagai penjelas tentang ketidak sukaan ‘Aisyah terhadap penyebutan itu. Yakni, mereka menyangka secara bahasa kalimat itu seolah orang tersebut menafikan kedatangan ‘Isa ibnu Maryam ‘alaihimus-Salaam, jadi bukan berarti mereka berdua radhiyallahu ‘anhuma menegaskan akan ada nabi-nabi baru lagi, apalagi mendukung pendapat sesat mereka. Na’udzu Billah. Sekian.
====================
TAMBAHAN PENJELASAN
====================
[Ana katakan] Ini sebagai tambahan bagi yang ingin melihat sanad riwayatnya.
RIWAYAT ‘AISYAH radhiyallahu ‘anha :
Riwayat-1
Ibnu Abi Syaibah berkata – menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, katanya, menceritakan kepada kami Jarir ibnu Haazim, dari ‘Aisyah, katanya,
“Katakanlah oleh kalian Khaatamul-Anbiyaa’, namun janganlah kalian mengatakan tiada nabi setelah beliau.”
R. Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf no.26653 (5/336).
Kritik Sanad :
[Kami katakan] Hadits ini memiliki cacat yang jelas sekali, yakni gugurnya perawi antara ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan Jarir ibnu Haazim, diduga ada dua orang perawi lain. Wallahu a’lam.

1. Ibnu Abi Syaibah, penulis (Al-Mushannaf) adalah salah seorang syaikh Al-Bukhari dan Muslim.
2. HUSAIN IBNU MUHAMMAD (ibnu Bahraam, Abu Ahmad, At-Tamiimiy Al-Marwaruudziy Al-Baghdadiy), adalah salah seorang perawi Al-Bukhari dan Muslim, dan dia menerima beberapa hadits (dua riwayat) dari Jarir berdasarkan jalur yang disebutkan Al-Bukhari dalam Shahihnya menyambung kepada Anas ibnu Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat : Rijaalu Shahihil-Bukhari no.218 (1/172), oleh Al-Kalaabadziy [323-398H]; Rijaalu Muslim no.260 (1/136), oleh Ibnu Manjawaih [347-428H].
3. JARIR IBNU HAAZIM (ibnu Zaid, Abu An-Nadhr Al-Azdiy) [W170H], salah seorang perawi Al-Bukhari dan Muslim.
Lihat : Rijaalu Shahihil-Bukhari no.178 (1/114), oleh Al-Kalaabadziy [323-398H]; Rijaalu Muslim no.213 (1/117), oleh Ibnu Manjawaih [347-428H].
[Kami katakan] Tapi dia tidak pernah bertemu dengan seorang shahabat pun. Maka tidak mungkin dia mendengar langsung dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha [W58H]. Hadits ini dalam segi sanad diduga kuat hadits Mu’dhal, dan tergolong hadits Dha’if (lemah).
Catatan :
Hadits Mu’dhal : “Hadits yang telah gugur dua orang rawi atau lebih dalam satu tempat (sanad) secara berturut-turut.”
———————————-
RIWAYAT AL-MUGHIRAH IBNU SYU’BAH radhiyallahu ‘anhu
Riwayat-2
Ibnu Abi Syaibah berkata – menceritakan kepada kami Abi Usaamah, dari Mujaalid, katanya, mengabarkan kepada kami ‘Aamir, katanya,
Telah berkata seorang lelaki di sisi Al-Mughirah ibnu Syu’bah, “Semoga Allah mencurahkan shalawat atas Muhammad Penutup para nabi (Khaatama Al-Anbiyaa’i), tiada nabi setelahnya (Laa Nabiyya Ba’dahu).” Berkata Al-Mughirah, “Cukuplah apabila sampai perkataanmu – Beliau penutup para nabi. Karena sesungguhnya pernah diceritakan kepada kami bahwa ‘Isa akan keluar, maka sesungguhnya apabila dia keluar, maka sungguh dia (‘Isa) telah ada sebelumnya dan (dikeluarkan) sesudahnya.”
R. Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf no.26654 (5/337).
Mengeluarkan juga :
Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir no.994 (20/414), dari jalur yang sama – menceritakan kepada kami Ahmad ibnul-Qaasim ibnu Musaawir Al-Jauhariy, menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Sulaiman, menceritakan kepada kami Abu Usaamah, dari Mujaalid, dari Asy-Sya’biy, katanya, (kemudian menyebutkan lafazh yang sama).
Kritik Sanad :
1. Ibnu Abi Syaibah, Syaikh Al-Bukhari dan Muslim.

2. ABU USAAMAH, adalah Hammad ibnu Usaamah ibnu Zaid Al-Qurasyiy [W201H]. Salah seorang perawi Al-Bukhari dan Muslim.
Lihat : Rijaalu Shahihil-Bukhari no.259 (1/200), oleh Al-Kalaabadziy [323-398H]; Rijaalu Muslim no. 315 (1/158), oleh Ibnu Manjawaih [347-428H].
3. MUJAALID, adalah Ibnu Sa’id ibnu ‘Umair, Abu ‘Amr, Al-Hamdaniy [W144H]. Walaupun dia salah seorang perawi Muslim, namun Imam Muslim tidak menjadikannya sebagai hujjah (hanya satu hadits), karena dia tidak lepas kritik dari para Muhadditsin.
Lihat : Rijaalu Muslim no. 1691 (2/279), oleh Ibnu Manjawaih [347-428H].
4. ‘AAMIR, adalah Ibnu Syuraahil, dikenal dengan nama Asy-Sya’biy termasuk seorang perawi Al-Bukhari dan Muslim, dan benar Mujaalid meriwayatkan darinya. Dan dia benar bertemu Al-Mughirah ibnu Syu’bah radhiyallahu ‘anhu. Sanadnya Muttashil (bersambung).
Lihat : Rijaalu Shahihil-Bukhari no.876 (2/556), oleh Al-Kalaabadziy [323-398H]; Rijaalu Muslim no. 1214 (2/84), oleh Ibnu Manjawaih [347-428H].
[Ana katakan] Pendapat kami ini telah telah didahului oleh seorang ahli, yakni Al-Haitsami [W807H] dalam Majma’uz-Zawaid (8/205-206) menyatakan,
Telah meriwayatkannya Ath-Thabrani, dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Mujaalid ibnu Sa’id, dia dha’if, telah melemahkan akan dia Jama’ah Muhadditsin dan menyatakan tsiqah (sebagian dari mereka). Sedangkan rijal selainnya orang-orang kepercayaan.
———————————-
[Ana katakan] Ana salin ini dari Kitab Al-Mushannaf yang ditulis oleh Ibnu Abi Syaibah, sedangkan beliau (sebagai perawi) menuliskan judul sebelum kedua riwayat di atas, sbb :
Man Kariha An Yaquula Laa Nabiyya Ba’da Nabiy (Siapa Yang Membenci Jika Orang Berkata – Tiada seorang nabi setelah Nabi). (5/337).
Demikian, jadi kesimpulannya, yang dipahami oleh para shahabat adalah nabi yang datang setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah ‘Isa ibnu Maryam ‘Alaihimus-Salaamu, bukan nabi baru dari India, Arab, Indonesia atau lainnya. Adapun riwayat ‘Aisyah itu memang tidak shahih (karena gugur sanadnya), kalau mau dipaksakan shahih maka harus ditafsirkan dengan riwayat lainnya. Wallahu a’lam.
Semoga menguatkan keyakinan kita bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi dan tiada nabi lagi setelah beliau dengan keyakinan yang kuat, sedangkan ‘Isa ‘alaihis-salaamu akan turun ke bumi dan membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, membunuh babi dan mematahkan salib; selain itu semakin nyata kedustaan Mirza Ghulam Ahmad Al-Kadzdzaab, dan para pengikutnya.
Was-salaamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
Joh@n

 

Sumber : https://groups.yahoo.com/neo/groups/assunnah/conversations/topics/19198

Bandung

2 replies on “Sesudahku tidak ada Nabi lagi”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Just Shared on Tel-U

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading