Melihat fenomena acara “hiburan” di pertelivisian Indonesia, kita akan melihat kesamaan isi acara, yang kesemuanya sebetulnya tidak ada nilai pendidikan atau hikmah yang bisa diperoleh, terlebih lagi nilai-nilai Pancasila maupun norma-norma agama ataupun
kesusilaan.
Jika melihat kondisi rumah, kebetulan saya adalah lelaki (cuma ada dirumah pagi sekali dan setelah magrib), maka konsumen acara televisi tersebut kebanyakan adalah anak-anak dan ibu-ibu (ibu rumah tangga) dari pagi hingga malam. Secara tidak langsung Indonesia dimasa depan bisa diprediksi, generasi muda seperti apa yang akan kita peroleh.
Dari kecil anak-anak kita disuguhkan acara yang isinya bercandaan yang bersifat menyudutkan orang, omongan sarkasme yang kasar dan menghina. Ibu-ibu rumah tangga dibuay dengan alur sinetron dengan isi cerita yang berisi perebutan harta, anak hilang, selingkuhan, bentrokan tetangga atau saudara, percintaan yang tidak halal, dan lain sebagainya.
Seperti kita ketahui bahwa Ibu adalah bentengnya pendidikan bagi anak, lalu jika ibunya banyak diracun pertelivisian, mau jadi apa anak-anak kita?
Lagu gundah masalah ini saya mendapatkan link dari kompasiana. Saya kira hal ini memang mewakili unek-unek yang selama ini ada dihati.
Ibu-ibu yang rela dikerjain ikutan kuis sambil joget-joget, harga diri dan rasa malu dihilangkan demi hadiah…
Jelas kalau pemain film itu dengan bersembunyi dibalik sikap profesionalisme, maka suami atau istri orang pun dengan rela dipegang oleh yang bukan haknya. Isi cerita sinetron? yah gitu deh… (silahkan berkesimpulan).
Acara reality show, yang tidak real.
Dari isi acara saja hanya lebih banyak mengumbar masalah pribadi orang lain, dibawakan dengan gaya lebay pula…. hadooohhh..
Nah ini-ini banyak berisi sarkasme yang menyudutkan dan menghina, namun tetap diisi tertawaan, ya karena memang penontonnya dibayar… ckckckc…
Ini sarkasme juga… gimana anak-anak kita dididik untuk menghargai orang lain, apabila dari kecil sudah diajarin menghina… Mau jadi apa generasi muda Indonesia kalau tidak bisa menghargai orang lain (terutama perbedaan, kekuarangan, kelebihan orang lain).
Hal-hal sia-sia yang dibuang dengan percuma, padahal bagi sebagian orang duit yang terbuang mungkin bisa dipakai untuk makan…
Nah oleh sebab itu, ada baiknya kita mulai mengurangi menonton tivi, saya sendiri mulai dari keluarga saya, terutama anak-anak sangat dibatasin menonton tivi. Semoga dengan begitu secara tidak langsung saya bisa mengurangi anak-anak saya diracun oleh acara pertelivisian, terutama acara pertelivisian Indonesia ( sponsor dari india :p ). Racun Hiburan Media Televisi Indonesia