Categories
Kepemimpinan dan Manajemen

Memimpin di Era Media Sosial

Source : http://leadershipqb.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3444:memimpin-di-era-media-sosial&catid=39%:betti-content&Itemid=30

 

Rabu, 22 Juni 2011, QB Leadership Center dan Warta Ekonomi menyelenggarakan Leadership Series yang ke-9 dengan tema “Leadership 2.0: Leading in Social Media Era”.  Acara yang menghadirkan dua pembicara, Sandiaga Uno dan Betti Alisjahbana, ini berhasil memikat banyak sekali peserta. Tercatat, lebih dari 100 peserta hadir dalam acara tersebut. Antusiasme hadirin pun luar biasa. Dialog yang sangat hidup terjadi, sehingga acara yang dijadwalkan selesai pada pukul 22.00 WIB itu baru ditutup pada pukul 22.30 WIB. Itu pun, masih banyak hadirin yang tinggal untuk bertanya lebih jauh dan berfoto bersama pembicara hingga pukul 23.00 WIB. :-)

John C. Maxwell mengatakan bahwa memimpin adalah mempengaruhi-tidak lebih dan tidak kurang. Bila kita berhasil menginspirasi orang untuk bercita-cita tinggi, mempelajari hal-hal baru, mempraktikkannya sehingga menjadi orang yang lebih baik, maka kita adalah pemimpin, terlepas dari apapun jabatan kita.

Pemimpin masa kini dihadapkan pada tantangan yang berbeda dibandingkan dengan pemimpin masa lalu. Masa kini ditandai dengan derap perubahan yang semakin cepat, globalisasi ekonomi, teknologi, dan inovasi, sehingga kita dihadapkan pada tuntutan untuk senantiasa gesit. Demikian dinamisnya dunia masa kini, sehingga yang terjadi bukan lagi perusahaan yang besar memakan yang kecil, melainkan perusahaan yang gesit memakan perusahaan yang lamban.

Pemimpin masa kini juga dihadapkan pada situasi dimana media sosial berkembang dengan sangat pesat dan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Secara sangat sederhana, media sosial saya deskripsikan sebagai orang-orang  berkomunikasi di dunia maya. Komunikasi di dunia maya difasilitasi oleh Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, blog, milis, dan masih banyak lagi. Komunikasi yang kita lakukan bisa dalam bentuk tulisan, gambar, audio, video, serta kombinasinya.

Media sosial telah mengubah secara fundamental cara kita berkomunikasi. Dulu, komunikasi massa sering dilakukan secara monolog, dimana kita yang berbicara sementara yang lain mendengarkan tanpa bisa merespons. Sekarang, dengan adanya media sosial, kita dituntut untuk mau dan bisa berdialog.

Komunikasi massa kini menuntut kita untuk mendengarkan, tidak hanya berbicara. Masyarakat luas, baik itu pegawai, pelanggan, pemasok, mitra kerja, maupun pemerhati, kini mempunyai corong dan pengeras suara untuk menyampaikan pendapatnya, termasuk pendapat mengenai produk yang kita jual, gaya kepemimpinan kita, dan cara kita melayani klien. Episode Rumah Sakit Omni International dan Prita adalah salah satu contoh dimana suatu perusahaan belum menyadari kekuatan media sosial, dan karenanya gagal beralih dari cara komunikasi monolog ke dialog.

Kombinasi derap perubahan yang begitu cepat, besarnya tuntutan untuk gesit dan inovatif, serta pesatnya pertumbuhan pemanfaatan media sosial, menuntut para pemimpin masa kini untuk “entrepreneurial“. Pemimpinentrepreneurial berani mengambil inisiatif baru, tajam melihat peluang dan merealisasikannya, serta berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan dan bertanggung jawab atas hasil yang didapat-termasuk bila hasil yang didapatkan buruk. Ketika hasilnya buruk, pemimpin yang entrepreneurial tidak mencari kambing hitam, melainkan mencari cara untuk membuatnya menjadi baik. Dia tetap optimistis dan melihat peluang di balik kegagalan.

Di era media sosial, selain bersifat entrepreneurial, pemimpin juga diharapkan berfungsi sebagai wajah perusahaannya di mata publik. Dia harus mengalihkan penekanan gaya berkomunikasinya dari “broadcast” dan berfokus pada dirinya sendiri, menjadi lebih banyak mendengar dan melayani. Pun, pemimpin masa kini diharapkan bisa memberdayakan komunitas untuk mengenal brand-nya dan turut mempromosikannya. Dengan demikian, pemimpin di era media sosial memberikan fokus. Tidak hanya mengembangkan modal finansial, dia pun mengembangkan modal sosial bagi keberhasilan perusahaannya.

Kolaborasi, Sinergi, dan Inovasi

Ketika derap perubahan semakin cepat, bekerja sendiri membuat pencapaian kita tidak optimal. Kolaborasi dan sinergi menjadi kunci sukses: kolaborasi antarpegawai, kolaborasi dengan mitra perusahaan, kolaborasi dengan pelanggan, dan kolaborasi dengan komunitas.

Untuk membangun kemampuan berkolaborasi, dibutuhkan “connective leaders“, yaitu pemimpin yang tidak canggung untuk berpartisipasi dalam kegiatan timnya, bisa memfasilitasi terjadinya kolaborasi tanpa mendominasi, dan dapat memberdayakan timnya agar mampu menghasilkan karya-karya terbaik. Tak kalah penting, pemimpin masa kini juga dituntut untuk memberikan ruang gerak bagi timnya untuk menjadi informal leaders di berbagai kesempatan, dan memberikan ruang gerak bagi mereka untuk bereksperimen dan berinovasi. Memang, gaya pemimpin “command and control” sudah usang.

* Materi presentasi selengkapnya dari Sandiaga Uno dan Betti Alisjahbana, tentang “Leading in Social Media Era” dapat diunduh di website ini.

Sumber Gambar: wordpress.com

Wednesday, 29 June 2011 23:56 | Written by Betti Alisjahbana

 

 

Memimpin di Era Media Sosial

 
www.stisitelkom.ac.id www.di.stisitelkom.ac.id www.ktm.stisitelkom.ac.id
www.dkv.stisitelkom.ac.id www.dp.stisitelkom.ac.id www.srm.stisitelkom.ac.id
www.blog.stisitelkom.ac.id www.multimedia.stisitelkom.ac.id
www.elearning.stisitelkom.ac.id www.library.stisitelkom.ac.id
www.repository.stisitelkom.ac.id www.cloudbox.stisitelkom.ac.id
www.digilib.stisitelkom.ac.id www.mirror.stisitelkom.ac.id
www.sisfo.stisitelkom.ac.id www.hilfan.blog.stisitelkom.ac.id
www.telkomuniversity.ac.id www.stisitelkom.academia.edu
www.kuningmas-autocare.co.id www.usnadibrata.co.id www.askaf.co.id www.hilfans.wordpress.com www.hilfan-s.blogspot.com www.profesorjaket.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Just Shared on Tel-U

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading